UMUR UMAT ISLAM DAN FASE SEJARAH YANG AKAN DILALUI DI AKHIR ZAMAN

Salah satu benefit atau keuntungan dari pentingnya mempelajari ilmu akhir zaman adalah agar dapat mengetahui posisi kita sekarang sedang berada di masa/fase sejarah keberapa pada saat ini. Umat Rasulullah disebut juga sebagai umat akhir zaman, karena tidak ada Nabi/Rasul yang diutus lagi setelahnya. Akhir zaman identik dengan hari kiamat yaitu berakhirnya sejarah peradaban manusia beserta seluruh alam ciptaan Allah. Ketepatan kapan terjadinya hari kiamat tidak ada satu makhluk pun yang tau selain Allah, bahkan Rasulullah dan para malaikatpun tidak ada yang tau. Namun, menjelang terjadinya hari kiamat umat Islam akan menyaksikan tanda-tandanya baik tanda kecil maupun tanda besar sesuai yang dikabarkan Rasulullah lebih dari 1400 tahun lalu [1]. Diantara tanda-tanda tersebut Rasulullah juga mengkabarkan umur umat Islam dan fase sejarah yang akan dilalui.

 

https://dellysite.blogspot.com/2022/04/umur-umat-islam-dan-fase-sejarah-yang-akan-dilewati-di-akhir-zaman.html

Umur Umat Islam

Sejak Rasulullah diutus sampai umat Islam yang beriman akan Allah wafatkan serentak, berapa lama waktunya ? Adapun hadist-hadist yang mengkabarkan hal demikian “dikategorikan sebagai hadist dhaif”. Disamping itu, hadist secara umum ada dua tingkatannya yaitu hadist mutawwatir kemudian dibawahnya ada hadist ahad. Hadist ahad terbagi lagi menjadi tiga tingkatan yaitu ke-1 shahih, ke-2 hasan, dan ke-3 dhaif. Walaupun hadist tersebut adalah hadist dhaif namun masihlah tergolong perkataan dari Rasulullah (sepakat para ulama ahli hadist). Sebelum melanjutkan pembahasan umur umat Islam, terlebih dahulu kita harus mengetahui adab-adab ketika berinteraksi dengan hadist dhaif yang penulis kutip dari video kajian Ustadz Zulkifli Muhammad Ali [2]:

1. Hadist dhaif ketika disampaikan, wajib disertai dengan status hadist tersebut

2. Hadist dhaif tidak boleh dibina di atas akidah dan keyakinan

3. Hadist dhaif tidak boleh dijadikan hujjah dalam urusan pokok agama

4. Hadist dhaif ketika bertentangan dengan hadist yang lebih kuat derajatnya walaupun itu hadist hasan, hadist dhaif tersebut langsung tidak dianggap

5. Hadist dhaif dapat atau sah dipakai dan diamalkan dalam urusan motivasi amal dan sejenisnya, in syaa Allah dapat pahala yang dijanjikan.

6. Dikarenakan hadist dhaif masih diaktegorikan sebagai perkataan Rasulullah maka :

  • Hadist dhaif lebih diutamakan ketimbang perkataan manusia manapun di dunia ini.
  • Hadist dhaif wajib dimuliakan.

7. Jika hadist dhaif menceritakan sesuatu di masa depan sementara ia belum terjadi, maka adabnya adalah jadikan sebagai pelengkap ilmu pengetahuan saja. Dan Jika sesuatu tersebut betul-betul menjadi kenyataan di masa depan, maka derajat hadist dhaif tersebut naik tingkatan menjadi shahih

8. Jika hadist dhaif ditopang oleh hadist-hadist dhaif yang lain dalam topik/masalah yang sama walaupun dari jalur yang berbeda, maka hadist dhaif tersebut naik statusnya satu tingkat menjadi hasan lighairih.

Adapun hadist-hadist yang menceritakan umur umat islam adalah sebagai berikut [2]:

Dari riwayat abu dawud, “Umur umatku adalah umur umat yahudi dikurangi umur umat nasrani” kata Rasulullah. Umur umat yahudi dalam sejarah mulai dari masa nabi Musa sampai ke masa Nabi Isa tercatat sekitar 2000 tahun (lebih sedikit), sedangkan umur umat nasrani mulai dari masa Nabi Isa sampai ke masa Nabi Muhammad tercatat dalam sejarah kurang lebih 600 tahun. Jika diselisihkan maka umur umat Islam adalah 2000 tahun – 600 tahun = 1400 tahun.

Kemudian masih dari jalur riwayat Abu Dawud juga (yang ditopang oleh banyak hadist-hadist dhaif lain sehingga statusnya naik menjadi hasan lighairih), Rasulullah bersabda “Umur umatku di sisi Allah hanya satu hari saja lalu Allah menambahkan untuk umatku setengah hari lagi, semoga umatku tidak menjadi lemah karena Allah menambahkan untuk mereka setengah hari lagi”. Dalam QS As-Sajdah ayat 5, dikatakan bahwa satu hari di sisi Allah adalah seribu tahun di dunia. Jadi masa satu setengah hari yang diberikan Allah adalah 1500 tahun ( dalam hitungan tahun Hijriyah).

Dari dua kesimpulan tersebut (1400 tahun dan 1500 tahun), para ulama hadist ber-ijtihad dengan mayoritas dari mereka berpendapat bahwa umur umat Islam berada di antara 1400 tahun sampai 1500 tahun (dalam hitungan tahun hijriyah). Dalam hal ini (melalui hadist-hadist tersebut), Syaikh Al-Hafiz Ibnu Rajab Al-Hambali berpendapat bahwa umur umat Islam “lebih dari 1400 tahun tapi tidak akan lewat dari 1500 tahun”. Jika dikalkulasikan dengan tahun hijriyah sekarang (2022 M adalah 1443 H) maka berapakah maksimal sisa umur umat Islam sekarang ?

Diketahui :

Menghitung umur umat Islam dimulai dari sejak Baginda Rasulullah diutus menjadi Rasul, bukan dari sejak awal tahun Hijriyah. Jadi wajib menyertai selisih antara masa Rasulullah diutus sampai masa Hijrah ke Madinah.

A = Selisih antara masa diutus Rasulullah hingga beliau berhijrah ke Madinah (1 Hijriyah) adalah 13 tahun.

B = Masa sekarang 2022 Masehi adalah tahun 1443 H.

C = Maksimal umur umat Islam menurut hadist adalah 1500 tahun

Maka :

Sisa umur umat Islam = C – (B+A) = 1500 tahun – (1443 tahun + 13 tahun) = 44 tahun (maksimal).

Fase Sejarah Umat Islam di akhir zaman

Dalam hadist riwayat Imam Ahmad (4/273, disahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 5), hadist ini juga disebut sebagai hadist periodeisasi, Rasulullah mengabarkan bahwa umatnya yang beriman akan mengalami lima babak/fase sejarah diantaranya fase an-nubuwwah, fase khilafati ‘ala minhajin-nubuwwah, fase mulkan ‘adhan, fase mulkan jabariyah dan kembali lagi ke fase khilafati ‘ala minhajin-nubuwwah [1]. Sejak awal Rasulullah diutus sampai nanti angin lembut berhembus, perjalanan umat islam akan melalui lima fase tersebut. Ketika fase demi fase berganti, ternyata kaitannya erat dengan pergantian karakter; sifat-sifat; ciri-ciri dari kepemimpinannya [3]. Lalu beradasarkan perhitungan umur umat islam menurut hadist-hadist nabi, dan menurut tanda-tanda yang terjadi di tiap babak (akan dijelaskan di depan), maka di fase ke berapakah kita saat ini ?

Fase ke-1 An-Nubuwwah

Fase ini disebut juga sebagai fase kenabian, merupakan masa dimana umat Islam dipimpin langsung oleh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam. Fase ini merupakan fase terbaik yang dimiliki umat manusia (pemimpinnya Maasya Allah, sistemnya juga maasya Allah). Lamanya Rasulullah memimpin umat ini adalah sekitar 23 tahun [3]. Fase pertama ini berakhir setelah Rasulullah wafat [1,2,3,4].

Fase ke-2 Khilafati ‘ala minhajin-Nubuwwah

Fase ini merupakan fase terbaik setelah An-Nubuwwah, yang mengikuti metode kenabian dalam hal kepemimpinannya (pemimpinnya maasya Allah, sistemnya juga maasya Allah). Kata Rasulullah, “Setelah aku wafat akan muncul para khalifah selama 30 tahun dan sesudah itu raja-raja bermunculan”. Para khalifah ini dijuluki Al-khulafatur-Rasyidin terdiri dari sahabat-sahabat pilihan/utama yang dipilih langsung melalui musyawarah, merupakan khalifah-khalifah yang lurus, adil, jujur, bijaksana dan istiqamah. Para khalifah tersebut antara lain Abu Bakar As-Siddiq, Umar bin Khattab, Ustman bin Affan, Ali bin Abi Thalib dan Hasan bin Ali. Ketika dijumlahkan total masa kepemimpinan dari lima sosok ini maka persis 30 tahun. Dan kelima sosok ini ternyata juga mempunyai hubungan khusus dengan Rasulullah, yaitu Abu Bakar dan Umar bin khattab adalah mertuanya Rasulullah (mereka memiliki putri-putri yang dinikahi Rasulullah); Ustman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib adalah menantunya Rasulullah (mereka menikahi putri-putri Rasulullah); dan Hasan bin Ali adalah cucunya Rasulullah (dari keturunan Hasan inilah, Rasulullah bernubuat bahwa akan lahir Al-mahdi Amirul Mukminin di penghujung masa umat Islam) [3]. Fase kedua ini juga sudah lama berakhir, ditandai dengan penyerahan kekuasaan Hasan bin Ali kepada Muawwiyah bin Abu Sufyan [2].

Fase ke-3 Mulkan ‘adhan

Di fase ini jelas ada perbedaan dengan fase kedua, namun juga ada kemiripannya. Persamaannya adalah umat islam memiliki pemimpin-pemimpin yang gelarnya tidak berubah yaitu khalifah. Jika pemimpinnya khalifah maka sistemnya masihlah khilafah, dan ciri khas khilafah yang paling utama adalah Allah dan Rasulnya dijadikan prioritas utama. Perbedaannya terletak pada penentuan khalifah, yaitu menggunakan cara-cara kerajaan (ketika sang khalifah wafat, maka khalifah selanjutnya adalah dipilih dari keluarga besarnya). Fase ke-3 ini merupakan fase yang paling lama dalam kepemimpinan umat Islam yaitu 40 H sampai 1342 H (selama 1302 tahun), berlangsung silih berganti jatuh bangun kerajaan Islam dengan tiga kerajaan yang paling terkenal yaitu Daulat Muawwiyah; Daulat Ab-Basiyah; dan Kesultanan Turki Ustmani. Pada masa tersebut, kadang-kadang umat Islam memiliki khalifah yang adil, kadang-kadang memiliki khalifah yang zalim, oleh karena itu disebut sebagai era raja-raja yang menggigit. Walaupun kadang memiliki khalifah yang zalim namun umat tetap merasa aman, karena zalimnya khalifah hanya pribadinya saja sedangkan sistemnya masih di bawah naungan Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai dasar konstitusi. Ketika dijabarkan secara sederhana, fase ini memiliki system yang maasya Allah namun pemimpinnya terkadang maasya Allah terkadang La haula wala quwwata illa billah [3]. Fase ketiga ini juga sudah lama berakhir dengan runtuhnya Khilafah Islamiyah di Turki pada tahun 1342 H [2,3].

Fase ke-4 Mulkan jabariyyah

Fase ini merupakan fase paling gelap bagi umat Islam, merupakan era dimana dunia dipimpin oleh para pemimpin yang memaksakan kehendak. Pada fase ini para pemimpin mengabaikan kehendak Allah dan Rasul-Nya. Pada fase ini juga terjadi peristiwa yang sangat besar, yaitu diawali dengan runtuhnya rumah besar umat Islam (Khilafah Ustmaniyah di Turki) yang membentang dari dari afrika barat (Maroko) sampai Indonesia bagian timur (Maluku). Fase ke-4 adalah fase dimana kita berada saat ini, umat Islam merasakan kehidupan paling kelam sepanjang sejarah, Allah menguji kita dengan kekalahan secara duniawi, sementara yang berhak memimpin dunia atas izin Allah adalah orang-orang yang ingkar kepada-Nya. Pada fase sekarang ini Allah ingin melihat bagaimana sikap kita sebagai Muslim ketika menghadapi cobaan demi cobaan era mulkam jabariyah, apakah tetap istiqamah ataukah tergadai imannya. Di fase saat ini kata Rasulullah, umat Islam akan mengikuti kebiasaan cara hidup orang-orang sebelum kita (al-yahudi wan-nashara) sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, hingga ketika masuk ke lobang biawakpun tetap diikuti [3]. Pada fase ini juga kita menyaksikan peristiwa luar biasa yaitu turunnya salju serta terjadi penghijauan di negeri Arab. Peristiwa tersebut merupakan tanda kiamat sugra yang muncul menjelang hari kiamat, tidak ada seorangpun mampu menyangkalnya (adakah yang masih mengira bahwa hari kiamat masih sangat lama ? Pada fase ini juga telah muncul tiga tanda sangat dekatnya kemunculan Dajjal). Saat ini adalah tahun 2022 bertepatan pada 1443 H (sudah 101 tahun kita berada di fase mulkan jabariyah), umur umat Islam telah mencapai 1456 tahun, hanya tinggal 44 tahun lagi (maksimal menurut hadist) waktu kita berada di dunia ini sebelum Allah mewafatkan kita secara serentak pada akhir fase ke-5 kelak in syaa Allah. Dan menurut tanda-tanda kiamat yang sudah terjadi (akan dibahas di postingan selanjutnya in syaa Allah), saat ini kita sudah berada di penghujung fase ke-4 dan akan segera memasuki pintu gerbang menuju Fase ke-5 in syaa Allah. Namun untuk memasuki gerbang tersebut tidak lah mudah karena pada fase inilah kita akan menghadapi beberapa tanda besar kiamat yaitu Ad-Dukhan; Dajjal; Turunnya Nabi Isa dan Ya'juj wa ma'juj (untuk peristiwa penenggelaman jazirah arab masih menjadi perdebatan apakah akan terjadi di fase keempat ini [3] ataukah setelah berakhirnya fase kelima [2], wallahu a'lam). Di penghujung fase ini, kita akan menghadapi huru hara akhir zaman yaitu fitnah dimana-mana dan yang paling sulit pada fase ini adalah kita akan menghadapi ujian terbesar sepanjang sejarah peradaban manusia yaitu Dajjal. Fase ini akan berakhir setelah Allah memusnahkan Ya'juj dan ma'juj [1,2,3,4].

Fase ke-5 Khilafati ‘ala minhajin-Nubuwwah

Fase kelima tersebut merupakan fase yang sama dengan fase ke-2 yaitu umat Islam kembali lagi pada fitrahnya dimana kita akan kembali kepada hukum konstitusi berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan Al-Mahdi sebagai pemimpinnya. Pada masa tersebut baik pemimpinnya maupun sistem konstitusinya sama-sama maasya Allah [3]. Di fase tersebut kita umat Islam akan merasakan aman seaman-amannya dunia, tidak ada perang, tidak ada perseteruan antar tetangga dan lain sebagainya. Pada fase tersebut terjadi peristiwa tanda besar kiamat seperti terbitnya matahari dari barat; keluarnya Dabbatul-ardh; dan ditutup oleh peristiwa angin lembut yang akan mewafatkan umat Islam secara serentak sehingga berakhirlah fase kelima.

Fase ke-6 Masa kekufuran

Hadist periodeisasi dari Rasulullah hanya mengatakan sampai lima fase, kenapa ada fase yang ke enam ? Dikutip dari sebuah kajian akhir zaman oleh Ustadz Rahmat Baequni bahwa ada fase ke-6 berdasarkan hadist yang lain [4]. Di fase yang keenam, tidak ada seorangpun yang beriman pada fase tersebut, karena manusia yang menghuni fase tersebut adalah seburuk-buruk manusia di muka bumi, merekalah yang akan menyaksikan kiamat itu terjadi.“Sesungguhnya seburuk-buruk umat manusia di muka bumi adalah mereka yang menyaksikan kiamat menimpa mereka, andaikan tidak ada binatang ternak yang membutuhkan air Allah tidak akan pernah menurunkan hujan untuk mereka”,”Apakah di fase tersebut tidak ada orang Islam ya Rasulullah ?”,“banyak pada masa tersebut orang-orang islam, tapi mereka tidak punya iman walau hanya sebesar biji sawi”. Orang islam yang tinggal pada masa itu adalah mereka tidak ikut dicabut ruhnya oleh Allah melalui peristiwa angin lembut karena tidak ada iman di hati mereka. Hanya orang islam yang punya iman sajalah (walau hanya sebesar biji sawi) yang akan ikut wafat dicabut nyawanya di akhir fase kelima [4]. Siapakah orang Islam yang tersisa pada fase keenam tersebut ?  Mereka adalah orang islam yang munafik (mengaku beriman namun hatinya kosong tanpa iman) dan orang islam yang imannya sudah menguap oleh dajjal (sekali terjerumus dan sujud kepada dajjal, maka imannya tidak akan pernah kembali lagi). Pada masa tersebut, orang-orang kembali hidup dalam kekufuran hingga kiamat secara tiba-tiba menimpa mereka. Na'uzubillah moga-moga kita tidak termasuk dari golongan mereka.

Berapa lama kah durasi fase keenam tersebut sebelum kiamat benar-benar terjadi ? Dikutip dari hadist Rasulullah yang penulis dengar pada video seminar akhir zaman Ustadz Zulkifli Muhammad Ali  di chanel youtube UZMA Media TV chanel : “Selama bumi ini masih ada satu saja tersisa orang yang masih beriman pada Allah, yang masih bisa melafadzkan kalimat Allah, selama itu kiamat masih Allah tunda 40 tahun lagi” kata beliau [2]. Artinya setelah berakhirnya fase ke-5 bumi ini hanya tinggal bebeapa dekade saja sebelum kiamat terjadi.

Kesimpulan

Hari kiamat sudah sangat-sangat dekat apalagi kita sudah berada di penghujung fase keempat, oleh karena itu kita jangan lagi lalai dalam menjalani kehidupan saat ini. Kita tidak bisa cuma menghibur diri "ah masih lama gini gitu", soalnya tanda demi tanda telah jelas terlihat. Segera dekatkan diri kita kepada Allah dan jauhi segala larangannya.

Penutup

Tulisan di atas bukanlah milik asli dari penulis. Penulis hanya me-review dari kutipan-kutipan di berbagai sumber terpercaya. Moga-moga postingan ini bermanfaat dan menambah motivasi kita dalam meningkatkan amal shalih (in syaa Allah).

Wallahu a’lam bishawaab……

Referensi

[1]    Dr. Muhammad Ahmad Al-Mubayyadh. Ensiklopedi Akhir Zaman. Palestina

[2]    Ustadz Zulkifli Muhammad Ali. UZMA Media TV Chanel. Kajian Akhir Zaman. Indonesia

[3]    Ustadz Ihsan Tanjung. Kajian Akhir Zaman. Indonesia

[4]    Ustadz Rahmat Baequni. Kajian Akhir Zaman. Indonesia

Comments

Post a Comment