Tanda-tanda dekatnya kiamat telah Rasulullah kabarkan lebih dari 1400 tahun yang lalu. Diantara semua yang telah Rasulullah sampaikan, saat ini sudah sangat banyak tanda yang sudah terjadi. Tanda kiamat yang Rasulullah kabarkan tersebut terbagi dua yaitu tanda-tanda kecil dan tanda-tanda besar. Tanda kecil hari kiamat terjadi secara local yaitu hanya di suatu wilayah sehingga hanya sebahagian kecil umat saja yang melihatnya (sebahagian lainnya hanya mendengar kabar dari yang melihat) sedangkan tanda besarnya akan terjadi secara global karena seluruh dunia akan menyaksikannya/merasakannya. Saat ini hampir semua tanda-tanda kecil bermunculan satu demi satu sejak dari diutusnya Rasulullah hingga fase keempat sekarang, sedangkan 10 tanda besar kiamat masih belum muncul. Penulis berniat men-sharing tanda-tanda kiamat yang sudah terjadi berdasarkan sumber terpercaya, namun akan menjadi beberapa postingan saja karena sangking panjang pembahasannya. Oleh karena itu penulis hanya akan membahas tanda-tanda kiamat yang telah terjadi menjadi enam part berdasarkan fase sejarah Umat Islam di akhir zaman, dan part pertama saat ini adalah tanda yang muncul di fase pertama umat Islam yaitu di fase An-Nubuwwah.
Sumber gambar ilustrasi (www.pixabay.com) |
Tanda-Tanda Kiamat pada Fase Pertama (An-Nubuwwah)
An-Nubuwwah merupakan fase dimana umat Islam masih dipimpin langsung oleh Rasulullah. Adapun tiga tanda-tanda kiamat yang terjadi pada fase tersebut yaitu :
1. Diutusnya Rasulullah
Dari Annas Radhiallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda “(Jarak) antara aku diutus dengan hari kiamat adalah seperti ini (sambil menggabungkan antara jari telunjuk dan jari tengah)”. Dan dalam riwayat lain mengatakan bahwa Rasulullah bersabda “(Jarak) antara aku diutus dengan hari kiamat adalah seperti ini. Dan hampir saja hari kiamat itu mendahuluiku”. Kedua hadist tersebut mengisyaratkan bahwa diutusnya Rasulullah adalah jelas sebagai tanda hari kiamat yang pertama. Makna “jarak antara jari telunjuk (diutusnya Rasulullah) dan jari tengah (hari kiamat)” mengisyaratkan bahwa tidak ada lagi risalah setelah risalah beliau sehinga setelah diutusnya Beliau adalah datangnya hari kiamat, sedangkan makna “Dan hampir saja hari kiamat itu mendahuluiku” mengisyaratkan betapa sangat dekatnya hari kiamat dengan masa diutusnya Beliau [1].
2. Terbelahnya bulan
Dari Al-Qur’an surat Al-Qamar ayat 1, Allah berkalam : Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelahnya bulan. Dari Annas Radhiallahu ‘anhu, Penduduk Mekkah meminta kepada Rasulullah agar diperlihatkan kepada mereka suatu mukzizat, maka beliaupun memperlihatkan kepada mereka terbelahnya bulan sebanyak dua kali. Dari Ibnu Mas’ud Radhiallahu ‘anhu, dia berkata : “Saat kami bersama Rasulullah di Mina, maka terbelahlah bulan menjadi dua bagian. Satu bagian berada di belakang bukit Mina, sedangkan yang sebagian lagi di tempat lain. Maka Rasulullah bersabda, lihatlah (kejadian ini)!”. Dalam ayat tersebut mengisyaratkan bahwa terbelahnya bulan adalah salah satu tanda kiamat, sedangkan kedua hadist di atas juga mengisyaratkan bahwa bulan sudah terbelah pada masa itu (fase An-Nubuwwah) sebagai mukzizatnya Rasulullah di hadapan penduduk Mekkah [1].
3. Munculnya nabi palsu
Dari Tsuban Radhiallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda “Akan muncul di tengah umatku 30 orang pendusta besar yang semuanya mengaku sebagai nabi. Ketahuilah, akulah nabi terakhir dan tidak ada nabi lain setelahku”. Dari Ibnu Abbas Radhiallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda “Ketika aku tidur, aku bermimpi di tanganku ini diletakkan 2 gelang emas. Maka aku pun (bermaksud) melepaskannya karena aku sangat membencinya. Maka, diizinkanlah kepadaku dan aku pun meniup dua gelang tersebut. Aku menakwili mimpiku ini sebagai dua orang pendusta besar yang akan muncul (setelahku). (Ubaidillah berkata, “keduanya adalah Al-Unsi yang dibunuh oleh Fairuz di Yaman, sedangkan yang satunya adalah Musailamah”)”. Dari Abi Bakrah, dia berkata “Banyak orang (membicarakan) perihal Musailamah. Hal itu terjadi sebelum Rasulullah mengatakan tentang perihal jati dirinya. Maka Rasulullah berdiri untuk menyampaikan khutbahnya : Wa ba’du, mengenai orang ini (Musailamah) yang selama ini kalian bicarakan, maka ketahuilah dia adalah salah satu pembohong besar di antara para pembohong besar yang jumlahnya mencapai 30 orang yang akan muncul hingga hari kiamat. Sesungguhnya tidak ada satu negeri pun yang tidak pernah dijamah oleh terror Al-Masih (Dajjal), kecuali Madinah. Sebab, di setiap gang bukit yang mengelilinginya dijaga oleh dua malaikat yang setiap saat akan mengusir terror yang disebarkannya.”[1]. Hadist pertama mengisyaratkan bahwa aka nada 30 pendusta besar. Maksud “besar” di sini adalah para pendusta yang memiliki pengaruh yang besar (banyak pengikutnya dan kekuatan yang tidak sedikit). Kemudian hadist kedua mengisyaratkan bahwa setelah Rasulullah diutus akan ada dua pendusta mengaku sebagai nabi, keduanya telah muncul yaitu Musailamah Al-Kadzab dan Al-Aswad Al-Unsi yang mendeklarasikan diri sebagai nabi di masa menjelang wafatnya beliau. Hadist ketiga mengisyaratkan bahwa Rasulullah mengelompokkan Musailamah kepada salah satu dari 30 pendusta besar.
· Musailamah Al-Kadzab
Musailamah adalah pendusta yang berasal dari bani Hanifah, salah satu kabilah Arab terbesar jumlahnya serta memiliki kedudukan terpandang di wilayah Yamamah. Dia memiliki kecakapan berbicara dengan lembut namun menipu dan menarik simpatik kaum adam maupun kaum hawa. Dia adalah seorang tokoh keagamaan di Yamamah dan memiliki pengikut sebelum wahyu risalah Rasul datang kepada baginda Rasulullah. Pada tahun ke-9 Hijriyah, dia bersama belasan laki-laki dari Bani Hanifah datang menemui Rasulullah untuk mengumumkan keislamannya di Madinah serta sepakat bahwa Rasulullah adalah seorang pemimpin. Mereka juga sempat mengajukan permintaan agar Musailamah kelak menggantikan posisi nabi setelah Rasulullah wafat, namun permintaan tersebut ditolak oleh Rasulullah. Kecewa dengan penolakan tersebut mereka pun berencana keluar dari Islam, namun Rasulullah sudah mengetahui niat mereka. Ketika mereka hendak pulang ke Yamamah, mereka menghadap Rasulullah berkata bahwa mereka meninggalkan sala seorang sahabat mereka (Musailamah) untuk menjaga perbekalan mereka. Rasulullah menanggapi sahabat mereka tersebut yaitu “Musailamah tidak lebih buruk dari kedudukan kalian artinya walaupun ia sebagai petugas yang menjaga perbekalan kalian, bukan berarti kedudukannya lebih rendah dari kalian”, kemudian merekapun pulang ke Yamamah dengan hadiah dari Rasulullah. Perkataan Rasulullah terhadap Musailamah dijadikan rekomendasi oleh Musailamah dan tokoh lain sebagai klaim bahwa Rasulullah meridhai Musailamah sebagai penggantinnya kelak, tak lama setelah itu pendusta tersebut pun mengumumkan kenabiannya. Musailamah mulai menjadikan Yamamah sebagai tanah haram dan membuat Kitab suci tandingan terhadap Al-Qur’an [2]. Kedustaan Musailamah terus berlanjut hingga wafatnya Rasulullah dan kepemimpinan umat Islam digantikan oleh Abu Bakar As-Shiddiq sebagai khalifah yang pertama.
· Al-Aswad Al-Ansi
Salah satu nabi Palsu yang muncul pada masa Rasulullah masih hidup adalah Al-Aswad Al-Ansi. Pendusta tersebut bernama asli Abhalah bin Ka’ab bin Ghauts Al-Ansi Al-Madzhijiy, dijuluki Al-Aswad dikarenakan memiliki ibu dari bangsa Afrika. Dia merupakan pemimpin bani Al-Ansi yang bertempat di Yaman dan pernah mengaku sebagai Muslim sebelum akhirnya murtad. Dia memiliki kemampuan verbal yang luar biasa (pandai merayu) serta sangat menguasai ilmu sihir. Pada tahun ke -11 Hijriyah, kesehatan Rasulullah menurun secara signifikan dan beritanya menyebar ke seluruh penjuru Arab. Ketika mendengar kabar kesehatan Rasulullah yang sudah sangat menurun, Al-Aswad pun mulai menjalankan ambisinya menguasai Yaman dan mengaku sebagai nabi dengan dalih telah menerima wahyu sebagaimana Rasulullah menerima wahyu. Ambisi tersebut juga dibantu oleh jin dan setan menyebarkan dusta dan menipu masyarakat di wilayah Yaman. Pada saat itu hampir semua wilayah Yaman dikuasainya dan banyak kaum muslimin yang terkecoh olehnya sehingga murtad karena percaya akan kenabian sang pendusta tersebut. Namun tidak sedikit pula masyarakat sembunyi-sembunyi berpura-pura tunduk pada sang pendusta, karena pada saat itu Keislaman di Yaman sudah solid. Di antara orang kepercayaannya ada beberapa sahabat yang diutus Rasulullah yang juga pura-pura tunduk. Mengutus para sahabat bersebut adalah bagian dari strategi Rasulullah untuk mengakhiri kedustaan Al-Aswad tanpa menyulut api peperangan. Suatu ketika mereka berkumpul di suatu rumah membahas strategi, mereka diketahui oleh Al-Aswad. Identitas mereka hampir diketahui, namun mereka dapat menutupinya dengan izin Allah. Mereka berkilah berusaha meyakinkan bahwa mereka pengikut setia si pendusta itu dan dia pun percaya. Suatu ketika istri Al-Aswad, seorang muslimah yang dinikah paksa olehnya telah lama curiga dan meragukan kenabiannya dan berencana mengakhiri kedustaannya. Qadarullah, Fairuz yang mencoba membunuh nabi palsu tersebut merupakan sepupu dari sang istri. Faiuz dengan leluasa masuk ke istana Al-Aswad dan mengatur strategi bersama istri sang nabi palsu untuk mengakhiri semuanya. Fairuz bersama para sahabat lain melakukan aksinya ketika sang nabi palsu sedang lengah dalam tidurnya, dibantu oleh sang istri mengalihkan perhatian para pengawal. Ketika sang nabi palsu dibunuh oleh fairuz, suaranya nyaring kesakitan, membuat para penjaga mendatangi kamarnya, namun dengan tenang sang istri berkilah bahwa sang nabi palsu sedang mendapat wahyu. Setelah berhasil membunuh Al-Aswad, di pagi hari fairuz naik ke tempat tertinggi dari bagian istana dan mengumandangkan kebesaran Allah serta bersaksi atas Kerasulan Nabi Muhammad dan kesaksian atas dustanya Al-Aswad. Para pengawal Al-Aswad pun tercerai berai dan Islam pun kembali tegak di bumi Yaman. Setelah matahari naik lebih tinggi, Fairuz kemudian hendak ke Madinah mengabari kematian AL-Aswad Al-Ansi kepada Rasulullah, namun Rasulullah sudah wafat terlebih dahulu dan sudah mengetahuinya melalui wahyu di malam ketika sang nabi palsu terbunuh. Rasulullah bersabda kepada para sahabat di malam itu “Al Aswad sang pendusta besar telah terbunuh malam ini, yang membunuhnya adalah seorang mulia dari keluarga yang mulia”, tanya sahabat “siapa orang itu, wahai Rasulullah ?”, Rasulullah menjawab “yang membunuhnya adalah seorang yang shaleh, Fairuz Addailami” [3].
Kesimpulan
Pada masa Rasulullah masih memimpin umat Islam telah terjadi kemunculan tiga tanda kiamat yaitu Diutusnya Rasulullah, terbelahnya bulan dan munculnya nabi palsu.
Penutup
Tulisan di atas merupakan hasil review penulis dari beberapa sumber yang dapat dipercaya. Jika pembaca menemukan kejanggalan atau kritik atau saran, silahkan tinggalkan pesan di kolom komentar.
Referensi
[1] Dr. Muhammad Ahmad Al-Mubayyadh. Ensiklopedi Akhir Zaman. Palestina
[3] Chanel youtube Hasan Abdurrahman. Narasumber Budi Ashari (Trans7). Acaratelevisi Khalifah- Al-Aswad Al-Ansi (orang yang mengaku nabi / nabi palsu)
Comments
Post a Comment